Sebuah pesan pendek yang muncul di layar komputer para wartawan Voice of America (VOA) Indonesia (15/3/2025), mengubah hari mereka secara drastis. “Isinya meminta agar kami tidak melakukan wawancara atau reportase hari ini,” ujar seorang jurnalis VOA Indonesia dengan nada sedih. Pesan ini menandai penghentian sementara operasional VOA Indonesia, sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam 83 tahun sejarah layanan siaran ini.
Keputusan ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat mengeluarkan perintah eksekutif untuk membekukan kegiatan U.S. Agency for Global Media (USAGM), badan yang menaungi VOA dan beberapa media penyiaran internasional lainnya seperti Radio Free Europe/Radio Liberty dan Radio Free Asia. Pembekuan ini bertujuan untuk “mengurangi seluruh kegiatan dan fungsi serta personelnya” sebagai bagian dari kebijakan reformasi birokrasi federal.
Dampak terhadap Jurnalis dan Staf
Lebih dari 1.300 karyawan VOA di seluruh dunia terdampak oleh kebijakan ini, termasuk 35 staf tetap dan 10 pekerja lepas di Washington, D.C., serta tiga direktur, tiga staf administratif, dan delapan koresponden di berbagai kota di Indonesia. Meski tetap menerima gaji untuk sementara waktu, para jurnalis diwajibkan menyerahkan kartu karyawan, kunci kantor, akses dokumen elektronik, dan perangkat kerja lainnya.
Abrahamowitz, seorang jurnalis senior VOA, mengekspresikan kesedihannya melalui unggahan di LinkedIn: “Ini adalah pertama kalinya dalam 83 tahun sejarah VOA bahwa suara kami dibungkam. VOA berperan penting dalam memperjuangkan kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia.”
Sejarah dan Peran VOA Indonesia
VOA Indonesia telah mengudara sejak 1942, memberikan akses informasi bagi masyarakat Indonesia, terutama di era sebelum Reformasi 1998 ketika kebebasan pers masih dibatasi. Dengan berkembangnya teknologi, VOA tidak hanya menyiarkan berita melalui gelombang pendek, tetapi juga bekerja sama dengan lebih dari 30 stasiun televisi lokal Indonesia untuk menghadirkan berita dalam format video. Kini, penghentian sementara ini menghentikan seluruh jangkauan tersebut.
Reaksi dan Implikasi
Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan pegiat kebebasan pers dan komunitas jurnalis internasional. Banyak yang mempertanyakan implikasi jangka panjangnya terhadap independensi media dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berimbang.
Sampai saat ini, belum ada kepastian kapan VOA Indonesia akan kembali beroperasi. Para jurnalis dan staf hanya bisa menunggu perkembangan kebijakan dari pemerintah AS sembari mempertahankan semangat jurnalistik mereka. ***
