Bencana tanah longsor melanda Desa Buluh Kuning Kecamatan Sei Durian Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel), mengakibatkan sedikitnya 15 orang warga tertimbun lumpur, Senin (26/9/2022) malam.
Tujuh korban telah berhasil dievakuasi dengan dua orang selamat dan lima orang meninggal dunia. Sedangkan delapan orang korban lainnya hingga kini masih belum ditemukan.
Bencana tanah longsor yang melanda kawasan ini terjadi setelah Kabupaten Kota Baru dilanda hujan deras disertai angin kencang selama lebih dari empat jam. Berdasarkan laporan awal, bencana tanah longsor ini terjadi sekitar pukul 23.00 WITA.
“Kami memang menerima laporan telah terjadi bencana tanah longsor yang melanda Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sei Durian tadi malam sekira pukul 23.00 WITA,” kata Kepala BPBD Kabupaten Kota Baru, Hendra, Selasa (27/9/2022).
Hendra menerangkan, bencana tanah longsor itu telah mengakibatkan sejumlah pondok yang dihuni warga hancur dan rusak parah terbawa pergerakan tanah hingga mengakibatkan 15 orang korban tertimbun lumpur. Dari total 15 orang korban, tujuh di antaranya telah berhasil dievakuasi oleh masyarakat sekitar.
Dari jumlah itu, sebanyak dua orang selamat yang dievakuasi saat ini masih menjalani perawatan di puskesmas terdekat, dan lima orang lainnya dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Sementara delapan korban masih belum ditemukan.
“Ada 15 orang yang tertimbun lumpur dan dari total korban itu. Tujuh korban telah berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh masyarakat sekitar dengan dua orang selamat dan saat ini dirawat di puskesmas. Sedangkan lima orang meninggal dunia dan delapan orang masih belum ditemukan,” terang Hendra.
Hendra menyebut saat ini tim dari BPBD Kabupaten Kota Baru telah dalam perjalanan menuju ke lokasi bencana, namun terkendala sulitnya akses menuju ke titik lokasi bencana tanah longsor. Hal ini lantaran akses jalan menuju ke titik lokasi bencana tidak bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda empat, melainkan hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua jenis trail. Bahkan, membutuhkan waktu sekira 4 hingga 5 jam jika ditempuh dengan berjalan kaki.
“Kami sekarang masih dalam perjalanan menuju ke TKP karena berdasarkan laporan masyarakat akses jalan menuju ke titik lokasi bencana cukup sulit. Ini menjadi kendala utama tim kami dari BPBD Kota Baru untuk menuju ke TKP. Akses jalan menuju ke TKP tidak bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda empat, hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua jenis trail, sedangkan jika tim kami berjalan kaki maka akan memakan waktu lebih lama, atau sekira empat hingga lima jam,” tegas Hendra.
Meski akses jalan menuju ke lokasi bencana sulit, tim Sar dari BPBD Kota Baru terus berusaha untuk bisa menuju ke lokasi guna membantu masyarakat sekaligus melakukan pencarian serta evakuasi para korban yang belum ditemukan. ***