Pengakuan ini disampaikan Direktur RSUD Muara Teweh, dr. Tiur Meida, di hadapan Bupati Barito Utara Shalahuddin dan Wakil Bupati Felix Sonadie Y Tingan di Muara Teweh, Senin (13/10/2025).

Penyebabnya, kata dia, ruang operasi yang tersedia dinilai tidak memenuhi standar sehingga alat senilai miliaran rupiah itu tidak pernah bisa dioperasikan.

“Karena standar ruang kecil jadi tidak memadai dan alat ini belum bisa dioperasikan. Karena standar pelayanan tidak memenuhi syarat, jadi sejak 2019 sampai sekarang belum difungsikan,” jelas Tiur Meida.

Menanggapi pertanyaan Bupati mengenai ketersediaan tenaga ahli, Tiur menegaskan bahwa tenaga medis yang diperlukan sebenarnya sudah dilatih. Kendala utamanya tetap pada ketidakcukupan ruangan.

“Tenaga medisnya ada, berapa orang sudah kita ikuti pelatihan. Sayangnya alat itu belum bisa dioperasikan terkait kendala ruang operasi terlalu kecil,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai nilai investasi, Tiur mengungkapkan bahwa harga meja operasi beserta alat pendukungnya mencapai Rp11 miliar. Selain itu, ia juga membeberkan masalah peralatan lain. CT Scan lama rumah sakit tersebut saat ini dalam kondisi rusak dan sudah dipindahkan ke gudang.

“Kami juga lagi menunggu kedatangan CT Scan baru dari pusat atau di tahun 2026,” tambahnya.

Menyikapi hal ini, Bupati Barito Utara Shalahuddin menyatakan akan segera mengambil tindakan. Ia mengatakan bahwa konsultan akan dilibatkan untuk menghitung dan merencanakan solusi terkait ruangan bagi meja operasi yang mangkrak tersebut.

“Ahlinya yang menghitung, alat kesehatan apa di dalam ruangan itu dan biasanya konsultan sudah tahu ukuran ruangan dan alat apa di dalamnya. Kita akan benahi karena sayang alat kesehatan semahal ini justru tidak bisa digunakan,” kata Shalahuddin. ***