Pemasangan jaringan listrik saluran udara tekanan tinggi (SUTT) Sampit – Kuala Pembuang hingga sampai saat ini masih menjadi polemik yang mengundang pro dan kontra dalam masyarakat khususnya di Desa Pematang Panjang.
Menurut informasi dilapangan, sudah dilakukan berbagai cara untuk mengurai persoalan ini mulai dari tiga kali rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Seruyan hingga mediasi bersama Bupati Seruyan, namun masih belum mendapatkan titik terang.
Padahal, menurut Kepala Desa Pematang Panjang, Mahyudim, program ini sangat diperlukan oleh masyarakat tidak hanya di desanya, namun juga di wilayah lain yang ada di sekitar Kota Kuala Pembuang.
“Kita tentunya sangat membutuhkan, sebab selama ini listrik kita masih sering mati mungkin karena kurang daya atau sebagainya jadi ini bisa jadi solusinya,” katanya.
Ia menerangkan, dari total 196 orang pemilik lahan hanya sekitar 20 orang atau 15 persen pemilik lahan yang saat ini masih belum sepakat terkait pemasangan SUTT di lahannya.
“Kendala ini terkait harga, ada sebagian kecil warga yang menilai bahwa harga masih belum layak, namun kita tahu PLN juga memiliki perhitungan sendiri,” ujarnya saat ditemui, Rabu(16/11/2022).
Kemungkinan untuk proses pembangunan akan dilanjutkan dalam waktu dekat dan untuk biaya ganti rugi lahan warga akan di titipkan ke pengadilan sehingga tidak ada lagi kendala.
“Kita siap mengawal dan mendukung program ini, namanya program nasional ini harus kita dukung, kan dari Gubernur, Bupati, Camat hingga kades itu harus mendukung namanya program nasional apalagi untuk kebaikan orang banyak,” terangnya.
Dikatakan, saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi kembali kepada warga pemilik lahan yang terdampak pembangunan SUTT ini dan memang sudah sangat banyak warga yang setuju dengan program tersebut.
“Kita kemarin sudah bersama bapak camat melakukan sosialisasi kembali, sesuai dengan arahan dari bapak Bupati dengan harapan warga benar-benar mengerti dampak positif dari pembangunan SUTT ini,” tuturnya. ***
