Sekolah Rakyat Kembangkan Sistem Belajar Asrama dengan Kurikulum Terpadu

Reporter :
Editor :
Senin, 13 Oktober 2025 19:05WIB
Pembelajaran di Sekolah Rakyat Kota Palangka Raya

Sekolah Rakyat Kota Palangka Raya terus berinovasi dalam sistem pendidikan berbasis asrama. Tahun ini, sekolah tersebut mulai menerapkan pendekatan kurikulum terpadu yang menggabungkan Kurikulum Nasional, Kurikulum Asrama, dan Kurikulum Multi Entry Multi Exit (MEME) untuk memperkuat karakter dan kemandirian siswa.

Kepala Sekolah Rakyat Kota Palangka Raya, Ranny Triayu Sintha mengatakan bahwa penerapan tiga kurikulum ini dilakukan agar proses belajar dapat menyesuaikan dengan karakter dan kebutuhan peserta didik yang tinggal di lingkungan asrama.

“Pendekatan ini bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar, tapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan berakhlak,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang berlangsung dua minggu, siswa dibiasakan dengan rutinitas harian seperti belajar mandiri, menjaga kebersihan diri, beribadah sesuai agama masing-masing, dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

“Nilai-nilai seperti sopan santun, kemandirian, dan gotong royong kami tanamkan sejak awal agar menjadi kebiasaan,” tambahnya.

Dalam aspek kesehatan, Sekolah Rakyat Kota Palangka Raya bekerja sama dengan Puskesmas Marina untuk memberikan layanan pemeriksaan rutin dan pengawasan kesehatan dasar bagi siswa. Obat-obatan ringan seperti vitamin, antiseptik, serta penurun panas juga disediakan di asrama.

“Dengan sistem asrama, pemantauan kesehatan menjadi prioritas. Kami ingin setiap anak tumbuh sehat, nyaman, dan terlindungi,” kata Ranny.

Sementara dari sisi gizi, pihak sekolah menyiapkan menu makan bergizi tiga kali sehari disertai snack, serta memberikan variasi minuman sehat seperti teh hangat dan susu. “Asupan gizi seimbang menjadi bagian penting dari pola asrama kami,” jelasnya.

Keamanan lingkungan asrama turut dijaga oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bertugas selama 24 jam. Hal ini untuk memastikan kegiatan siswa berjalan tertib dan aman.

Ranny juga mengakui bahwa pada awal masa asrama, sebagian siswa mengalami kerinduan terhadap keluarga. Namun kini, mereka mulai beradaptasi dan merasa betah.

“Pada minggu pertama memang ada yang menangis karena rindu rumah. Tapi sekarang mereka sudah mulai nyaman, bahkan antusias mengikuti kegiatan belajar,” ungkapnya.

Untuk menjaga komunikasi antara siswa dan orang tua, sekolah menyediakan fasilitas video call agar anak tetap dapat berinteraksi dengan keluarga. “Kami ingin anak-anak merasa dekat meskipun jauh dari rumah. Guru dan pengasuh di sini menjadi sosok pengganti orang tua selama di asrama,” katanya.

Kini memasuki minggu ketiga, siswa telah mulai menjalani pemantapan akademik melalui uji baca-tulis sebagai bagian dari pemetaan kemampuan dan minat belajar. “Kami ingin setiap anak belajar sesuai potensinya dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri,” kata  Ranny. ***

Kategori Terkait

Author Post

Terpopuler

iklan02
iklan02

Pilihan

Terkini

EKONOMI BISNIS

BNNP Kalteng Gagalkan Peredaran 8,3 Kg Sabu Ringkus Tiga Tersangka

Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu, dan mengamankan …