PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) berpotensi mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan ke depan. Hal ini menjadikan saham ini layak dicermati dengan target harga menuju Rp200.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi dan Daniel A Widjaja mengungkapkan, tren pertumbuhan kinerja Nusantara Sawit terlihat dari realisasi kuartal I-2023 dengan kenaikan volume penjualan CPO sebanyak 15,6%, PK naik 13%, dan tandan buah segar (TBS) melonjak 199,6%.
Adapun lonjakan volume penjualan TBS Nusantara Sawit karena belum beroperasinya pabrik CPO mill kedua, sehingga TBS yang diproduksi tidak semua bisa diproduksi menjadi CPO. Meski demikian, rata-rata harga jual CPO perseroan tertekan di tengah normalisasi harga.
Lalu, bagaimana hingga akhir tahun? Samuel Sekuritas menyebutkan bahwa kondisi Nusantara Sawit akan terus membaik pada sisa tahun 2023 ini. Perbaikan didukung tiga faktor, yaitu potensi tingginyas produksi CPO perusahaan memasuki semester II-2023 yang didukung cuaca yang membaik.
Pertumbuhan kinerja keuangan emiten berkode saham NSSS ini bakal didukung oleh pengoperasian pabrik CPO kedua pada kuartal II-2023. Penurunan beban pemupukan seiring dengan normalisasi harga komoditas bahan penyusun pupuk itu dapat mendongkrak kinerja perseroan.
“Hal ini mendorong kami memproyeksikan target revenue, gross profit dan laba bersih NSSS tahun ini akan bertumbuh masing-masing 17,4%, 24,5%, dan 143,9%,” tulis Yosua dan Daniel dalam risetnya.
Sebab itu, Samuel Sekuritas menargetkan rekomendasi beli saham NSSS dengan target harga Rp200. Target tersebut merefleksikan EV senilai US$ 12,000 per hektare.
Samuel Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih NSSS menjadi Rp171 miliar tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu Rp70 miliar. Pendapatan perseroan juga diestimasi naik dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,33 triliun. ***