Festival Nariuk di Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, berlangsung pekan lalu, digelar guna melestarikan budaya dan kearifan lokal.
Nariuk dalam kehidupan masyarakat Dayak di Bartim tidak terlepas dari pemanfaatan sungai sebagi sumber mata pencaharian. Tetapi dalam memenuhi hal tersebut masyarakat setempat selalu menjalankan kearifan lokal.
Dari salah satu keariban lokal yang sudah menjadi kebiasaan disebutkan, mencari ikan yang dilakukan secara tradisional yang disebut dengan Nariuk.
Nariuk adalah salah satu tradisi suku Dayak Maanyan di Bartim mencari ikan di sungai dengan menggunakan peralatan senjata tradisional. Kegaitan nariuk biasanya diikuti secara massal dan perorangan.
Namun jika dilaksanakan secara masal yang melibatkan puluhan hingga ratusan orang terjun bersama-sama di sungai, maka kegiatan tersebut bisa dikategorikan sebagai simbul keakraban dan kekeluargaan warga Dayak Maanyan di wilayah setempat.
Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas dalam sambutannya dibacakan Wakil Bupati Barito Timur Habib Said Abdul Saleh mengatakan, Festival Nariuk II dilaksanakan tujuannya adalah sebagai simbol kekeluargaan dan keakraban.
Bartim memiliki potensi daerah yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata alam, wisata budaya dan obyek wisata religi.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, Bartim tidak kakah potensinya. Hanya saja perlu dilaksanakan pengelolaan yang maksimal yang melibatkan semua pihak, baik pemerintah ,swasta maupun masyarakat.
“Oleh karenanya diharapkan melalui kegiatan ini para pengunjung bisa menikmati dan melihat langsung bagaimana cara mencari ikan di sungai dengan alat tradisional yakni tariuk,” katanya. ***