Gempa bumi berkekuatan 4,5M melanda Kotawaringin Timur, Senin (30/10/2023) dirasakan warga sekitar pukul 01.21 WIB. Bahkan akibat kejadian gempa tersebut, sejumlah bangunan di Kotim dilaporkan mengalami kerusakan.
Berdasarkan video amatir warga yang ramai beredar, salah satu bangunan yang mengalami kerusakan adalah mushola di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga.
Keramik dan kipas angin yang menempel pada beberapa tiang tempat ibadah tersebut jatuh ke lantai. “Saya dapat info dan kiriman video, ada mushola yang beberapa bagian dari bangunannya mengalami kerusakan,” ucap Alyani, seorang natizen saat ditanya perihal gempa yang dibagikannya di akun medsosnya.

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan, gempa Kotim tak berpotensi tsunami. ”Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M4,5. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.31 LS, 113.02 BT, atau tepatnya di darat pada jarak 25 km timur laut Sampit, pada kedalaman 13 km,” kata Setyoajie Prayoedhie, Kepala Stasiun Geofisika Sleman
Setyoajie menambahkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi di Kotim merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.
Menurut Setyoajie, berdasarkan hasil pemodelan peta guncangan (shakemap), gempa bumi Kotim dirasakan di Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

”Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya. Dia melanjutkan, hasil monitoring BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Setyoajie mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. ***