Cuaca di Arab Saudi selama musim haji 2025 diprediksi akan mengalami panas ekstrem. Jemaah haji diharapkan membawa pakaian dan perlengkapan khusus untuk menghadapi musim panas.
Musim panas di musim haji ini bukanlah kali pertama, pada tahun-tahun sebelumnya pun Saudi dilanda suhu panas ekstrem. Pada musim haji tahun 2024, suhu di Saudi berada di kisaran 46°C hingga 51°C.
Pusat Meteorologi Nasional Saudi telah mengumumkan bahwa musim haji 2025 akan menjadi ibadah haji yang dilalui di musim panas. Tahun ini menjadi tahun terakhir karena di tahun berikutnya, musim haji dijalani di musim yang lebih dingin, sebagaimana dikutip, Rabu (30/4/2025)
Perubahan ini terjadi karena dalam perhitungan kalender Islam menggeser tanggal haji sekitar 10 hari lebih awal pada kalender Gregorian setiap tahun. Dari tahun 2026 hingga 2033, musim haji akan jatuh pada musim semi. Setelah itu, musim haji akan beralih ke siklus musim dingin, yang akan berlangsung hingga 2041.
Ibadah haji akan kembali ke bulan-bulan musim panas pada tahun 2042 dan berlangsung selama sembilan tahun.
Jemaah haji menghadapi cuaca panas yang ekstrem dalam beberapa musim terakhir. Selama pelaksanaan ibadah haji 2024, suhu di Makkah mencapai antara 46°C dan 51°C.
Pada salah satu hari terpanas, tercatat lebih dari 2.760 kasus sengatan panas, bersamaan dengan beberapa kasus kematian yang dilaporkan terkait cuaca panas.
Arab Saudi Bersiap untuk Musim Haji di Cuaca Panas (h2)
Para pejabat Saudi telah berupaya mengurangi risiko yang muncul terkait dengan suhu panas. Pihak terkait telah menambahkan area yang teduh, memasang lebih banyak tempat penyediaan air, memasang unit pendingin, dan meluncurkan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran jemaah akan keselamatan dari panas.
Pada tahun 2024, Arab Saudi memperluas jaringan pemantauan cuaca. Kerajaan Saudi juga memasang 33 stasiun cuaca baru dan menggunakan sistem radar bergerak untuk meningkatkan pelacakan iklim secara real-time di zona ibadah haji. Upaya ini membantu pihak berwenang merespons cuaca ekstrem dengan lebih cepat dan melindungi para jemaah di lokasi.
Dengan semakin dekatnya musim haji 2025, Arab Saudi berharap dapat melayani lebih dari 1,8 juta jemaah dari seluruh dunia. Ibadah haji tahun ini akan menjadi yang terakhir di bawah terik matahari musim panas sebelum pergantian musim dimulai pada 2026.
Peralihan ke musim yang lebih sejuk ini menjadi kabar baik sekaligus akan mengurangi risiko kesehatan bagi para jamaah, khususnya para lansia dan mereka yang tidak terbiasa dengan suhu tinggi.
Imbauan untuk Jemaah Haji
Dilansir dari The Truth International, Kerajaan Arab Saudi telah meluncurkan kampanye dan menginformasikan langkah-langkah perlindungan yang harus dilakukan jemaah untuk menghadapi musim panas. Tujuannya agar jemaah dapat menjaga kesehatan sehingga bisa melaksanakan haji 2025 dengan nyaman.
Kementerian juga telah mengeluarkan panduan keselamatan yang meliputi tiga tindakan pencegahan utama untuk meminimalkan risiko penyakit yang berhubungan dengan panas seperti kelelahan karena panas dan dehidrasi:
Panduan Keselamatan Utama:
1. Batasi Paparan Sinar Matahari
Jemaah diimbau untuk menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak perlu selama jam-jam puncak sinar matahari, mengenakan penutup kepala, atau menggunakan payung untuk berteduh.
2. Tetap Terhidrasi
Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi dan beristirahatlah secara teratur di tempat yang teduh.
3. Hindari Kelelahan
Hindari aktivitas fisik yang berat dan pertahankan sikap tenang untuk mengurangi stres yang berhubungan dengan panas.
4. Anjuran Istirahat
Jemaah diimbau untuk beristirahat secara berkala di tempat yang teduh atau ber-AC
5. Mengenakan Pakaian yang Nyaman
Jemaah diminta menyiapkan dan mengenakan pakaian yang ringan, mudah menyerap keringat, dan longgar.
6. Anjuran Menghubungi Petugas Medis
Jemaah diminta untuk mengenali tanda-tanda kelelahan akibat panas, seperti pusing dan keringat berlebih. Jika mengalami gejala yang parah, sebaiknya segera mencari bantuan medis.
Selain kampanye perlindungan diri dari cuaca ekstrem, otoritas Saudi telah menerapkan sistem pendingin canggih di seluruh Masjidil Haram dan tempat-tempat suci lainnya. Ini termasuk tempat istirahat yang teduh, sistem pengkabutan, dan titik distribusi air dingin untuk membantu mengurangi dampak suhu tinggi.
Langkah-langkah lebih lanjut, pemerintah Saudi telah menyiapkan tenda ber-AC di Mina dan Arafah, menyediakan monitor tekanan panas, dan menjalankan mekanisme pengendalian massa untuk memastikan pergerakan yang lancar para jemaah.
Jalan-jalan di dekat tempat ibadah juga ditutupi dengan bahan putih reflektif untuk mengurangi suhu panas pada tanah, dan beberapa titik bantuan khusus akan menyediakan air dan payung bagi para jemaah.***