Tim Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Katingan menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berinisial RA dan rekanan atau pelaksana kegiatan dari CV. Rungan Raya (CV. RR) berinisial AP, tersangka dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) di Kasongan Tahap IV Tahun Anggaran 2023.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Katingan, Subari Kurniawan, SH, MH didampingi Kasi Pidsus Hadiarto, SH, MH dan Kasi Intelijen Ronald Peroniko, SH, MH seperti dikutip dalam jumpa pers di Kantor Kejari Katingan, Jumat (15/11/2024) menjelaskan, kasus ini bermula ketika pelaksana kegiatan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sampai akhir masa kontrak, dengan persentase progres yang diduga tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Kabupaten Katingan menemukan terjadi kelebihan bayar terhadap hasil pembangunan yang dilaksanakan. Kelebihan bayar tersebut semestinya ditanggung oleh pelaksana bukannya ditanggung pihak lain.
Penyidik dari Kejari Katingan juga menemukan, dugaan bahwa pengadaan barang dan jasanya (pelelangan) kental dengan aroma Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Kasi Pidsus Kejari Katingan Hadiarto, SH, MH menambahkan, pembangunan GOR Katingan dimulai dari kegiatan perencanaan pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020 hingga 2023 dilaksanakan pembangunan tahap I sampai tahap IV.
Kajari Katingan Subari Kurniawan, SH, MH (tengah) didampingi Kasi Pidsus Hadiarto, SH, MH (kiri) dan Kasi Intelijen Ronald Peroniko, SH, MH menyampaikan penetapan dua tersangka dugaan korupsi pembangunan GOR Kasongan, Jumat (15/11/2024).
Secara keseluruhan, pembangunan GOR itu telah menghabiskan dana sebanyak Rp14 miliar lebih yang berasal dari APBD Kabupaten Katingan.
Pembangunan GOR Katingan tahap I dikerjakan oleh CV Rona Persada dengan nilai kontrak Rp910 juta. Tahap kedua tahun 2021 dikerjakan CV Hayak Kapakat dengan nilai Rp3,31 miliar.
Selanjutnya, tahun ketiga pada 2022, dikerjakan CV Rungan Raya dengan nilai kontrak Rp3,87 miliar. Kemudian, tahun 2023 kembali dikerjakan CV Rungan Raya dengan nilai pekerjaan Rp6 miliar lebih.
Meski begitu, sampai saat ini GOR tersebut masih belum bisa digunakan. “Diduga adanya permasalahan dalam setiap tahap pelaksanaannya, terlebih pada tahap IV dengan nilai kontrak Rp. 6,062 miliar,” ucap Hadiarto.
Tim Penyidik menetapkan 2 orang tersangka dengan inisial RA dari ASN dan inisial AP dari pelaksana. Tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka dikarenakan kegiatan pembangunan GOR dilaksanakan dalam beberapa tahun anggaran dengan pelaksana yang berbeda-beda. Kedua tersangka belum ditahan.
Terhadap tersangka RA dikenakan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, Pasal 12e, Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 11 Undang-undang Tipikor. Sedangkan tersangka AP dikenakan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 dan Pasal 5 ayat (1)b Undang-undang Tipikor. ***
