Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Ali Jamil mengakui bahwa proyek food estate di Kalimantan Tengah mangkrak.
Lahan gambut yang dibuka seluas kurang lebih 760 hekare di Gunung Mas itu hanya bersisa lahan tandus dan tidak ada tanaman yang hidup setelah pembabatan hutan yang dilakukan sebelumnya.
Bahkan Ali Jamil menyebutkan bahwa alat-alat berat yang sebelumnya dianggarkan, kini tidak terpakai dan sempat dibiarkan berada di tengah sawah tidak terurus.
“Menurut catatan kita ada yang mangkrak, dan itu sudah kami arahkan masuk ke gudang (alat berat) dan kita arahankan ke perbengkelan,” kata Ali dalam RDP bersama Komisi IV, Rabu (23/11/2022).
Namun demikian, pada rapat tersebut, Ali tidak bisa memaparkan berapa jumlah alat yang terlantar tersebut. Sebab dikatakan Ali alat tersebut diserahkan oleh dinas pertanian setempat.
“Mohon izin Pak Ketua, kita minta datanya dulu Pak, untuk persentase, karena itu kan di dinas. Itu yang kita dapatkan, memang ada yang mangkrak, dan itu akan segera kita bereskan,” sambung Ali.
Ketua Komisi IV DPR, Sudin, menambahkan kegagalan dalam proyek food estate ini terjadi akibat minimnya penelitian untuk mendapatkan bibit yang cocok untuk ditanam di atas lahan gambut dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi.
“Dulu bilang, wah sudah siap, food estate Kalimantan Tengah, dengan potensi per hektar bla, bla, bla, wassalam, mana ada hasilnya,” pungkasnya. ***