Belajar Kepemimpinan dari Bupati Murung Raya Drs. Perdie M. Yoseph, M.A

Reporter : kaltengdaily
Editor : kaltengdaily
Rabu, 10 Mei 2023 15:16WIB
Perdie M Yoeseph

Menyiapkan mental dan fisik, berjuang dengan proses dan tidak banyak stres merupakan salah satu rumus jitu menjadi pemimpin yang sukses. Begitu kesaksian Bupati Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dua periode, Drs. Perdie M. Yoseph, M.A.

Menurut Perdie dengan menyiapkan mental dan fisik maka hati akan ikhlas berjuang melalui proses bukan instan. Semua itu perlu dilakukan agar mampu menjadikan kepemimpinan yang dijalankan berkarakter.

“Karena kepemimpinan di pertengahan jalan terkadang berpotensi menimbulkan masalah. Apalagi kepala daerah identik dengan keputusan. Ini menjadi sensitif, salah di posisi karena tidak tahu bisa diplintir orang,” katanya saat menjadi pembicara Bupati Talks Series 3 bertajuk “Kepemimpinan Berbasis Local Wisdom dalam Membangun Kualitas Sumber Daya Manusia” di Auditorium Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA., Gedung Masri Singarimbun, PSKK UGM, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Perjalanan panjang dilalui Perdie sebelum menjabat sebagai Bupati Murung Raya, Kalimantan Tengah periode 2013 – 2018 dan periode 2018 – 2023. Lulus dari SMA Negeri II Palangkaraya tahun 1989, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan I lulus tahun 1992.

Lulus dari STPDN, ia sempat mengikuti Sekolah Perwira Militer Wajib di Kodam III Siliwangi, pangkat pada waktu itu Letnan II Infantri dan bertugas dua tahun di Kodim 0204 Kerawang, Korem 041 Gunungjati Cirebon. Setelah itu ia kembali ke daerah sebagai staf di Biro Kepegawaian Provinsi Kalimantan Tengah dan sempat menjadi lurah. Di tahun 2002 sesuai amanah UU No5 tahun 2002, ada pemekaran di Kabupaten Kalimantan Tengah, iapun kemudian dipercaya menjadi Camat di Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah.

“Bersyukur masih bisa menyempatkan diri mengambil S1 di Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Jakarta dan S2 di Politik Lokal dan Otonomi Daerah UGM 2008 – 2010. Selesai studi, pulang dipercayakan sebagai Sekretaris Dinas Badan, Kepala Dinas di Murung Raya, dan 2013 maju pilkada menang sampai 2018, kebetulan memang berasal dari keluarga petarung dalam urusan politik,” ujarnya.

Keberhasilan Perdie menjabat Bupati Murung Raya dua periode tak lepas dari kuatnya memegang filosofi Rumah Betang sebagai referensi nilai yang mewujud dalam kebijakan gerbang desamo yaitu Gerakan Pembangunan Desa. Meski gerakan pembangunan ini terkadang sama dilakukan oleh pemimpin yang lain, ia menambahkan pada gerakan ini prinsip Manggatang Utus.

Rumah Betang adalah satu rumah panjang yang terdiri dari beberapa sekat kamar tidur dan di dalamnya ada satu kepala rumah tangga, bisa dua atau tiga atau lebih bergantung pada panjangnya rumah betang yang dimiliki. Di dalamnya terkandung nilai-nilai persaudaraan atau gotong royong, kesetaraan, hidup beradat dan setiap masalah yang dihadapi diselesaikan secara mufakat.

“Kita mungkin dengar di daerah lain juga ada Gerbang Desamo, tetapi yang khasnya di Murung Raya ini adalah Gerbang Desamo, Gerakan Membangun Desa dan Menggatang Utus artinya mengangkat harkat martabat masyarakat di Murung Raya. Karena dalam membangun itu kan ada tiga pilar pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, dan masyarakat ini  bisa sebagai subjek dan objek pembangunan,” ucapnya.

Menghadirkan Rumah Betang sebagai falsafah lokal yang mewarnai praktik kebijakan di Kabupaten Murung Raya, Perdie mengaku melakukan sejumlah terobosan di bidang pembangunan agar mampu mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui pembangunan perdesaan menuju Murung Raya Emas di tahun 2030. Secara nyata selama dua periode menjabat bupati, ia memprioritaskan  bidang pendidikan, kesehatan, UMKM dan meningkatkan perekonomian melalui pariwisata budaya.

Di Kabupaten Murung Raya mulai tahun 2013 diluncurkan Program Kartu Murung Raya Cerdas atau KMC. Program berupa bantuan uang pendidikan untuk desa/ kalurahan yaitu menyekolahkan 10 orang calon sarjana diploma 3, diploma IV, Program S1 dan S2.

“Program ini bersumber dana dari APBD Kabupaten Murung Raya. Jadi satu mahasiswa dianggarkan 10 juta rupiah per tahun, maka jika itu dikalikan 10 orang per desa dan kemudian dikalikan 116 desa di Murung Raya berapa jumlahnya,” jelasnya.

Begitulah bagaimana ia mewujudkan visi membangun dari desa. Semua ia kerjakan dengan konsisten dan di situlah terobosan Gerbang Desamu yaitu membangun dari Desa ke Kota dengan tujuan untuk memerdekakan masyarakat Murung Raya dari keterisolasian, memerdekakan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan.

“Ya meskipun urusan kualitas ini tidak harus selalu berkaitan dengan pendidikan. Kalau kita punya pendidikan yang bagus tapi di sisi lain kesehatan tidak kita perhatikan bisa-bisa drop juga. Bisa jadi kita pintar tapi tidak sehat. Karena itu membangun itu idealnya di semua bidang,” imbuhnya.

Sukses memimpin Kabupaten Murung Raya dua periode, Perdie mengaku tidak lepas dari dukungan peran keluarga. Ia merasa bersyukur meminang istri yang seorang adik kelas sewaktu menempuh pendidikan di STPDN. Meski tidak selalu membicarakan soal pemerintahan di rumah, peran stri dan dua anaknya cukup menyemangati pekerjaannya yang selalu bersinggungan di ranah politik.

“Kebetulan istri birokrat juga. Istri selalu mensupport baik di birokrat maupun di ranah politik, dan salah satu yang menguatkan motivasi saya adalah keluarga istri dan anak-anak,” katanya.

Meski kedua anaknya saat ini kuliah di FK UPH dan Manajemen, Perdie menuturkan tidak menutup kemungkinan keduanya suatu saat nanti masuk ke ranah politik. Karena memang DNA berasal dari keluarga petarung, dalam arti bukan petarung kriminal tetapi petarung politik lokal.

Sehabis masa jabatan sebagai bupati bulan September 2023 nanti, ia pun mengaku maju mencoba di pentas nasional untuk pemilihan legislatif melalui jalur Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Oleh karena itu, ia berharap bisa segera menyelesaikan pendidikan S3 di Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Ya untuk menambah amunisi teori. Bagaimana berusaha memadu serasikan teori yang didapat di kampus dan efektivitasnya diterapkan di lapangan,” terangnya. ***

 

Kategori Terkait

Author Post

Terpopuler

iklan02
iklan02

Pilihan

Terkini

EKONOMI BISNIS

7 Pelaku Provokasi Pengancaman Bom Saat Kunjungan Paus Fransiskus Ditangkap

Polisi menangkap tujuh orang terkait dugaan pengancaman terhadap Paus Fransiskus saat berkunjung di Indonesia. Mereka…