Bagi para pengguna perangkat komputer mungkin pernah mendengar atau mengenal software antivirus bernama Smadav.
Software antivirus dengan ciri khas warna hijau tersebut hampir selalu ada di perangkat komputer ataupun laptop saat ini.
Namun, di balik banyaknya pengguna yang menggunakan software antivirus ini, tak sedikit yang tahu Smadav ternyata merupakan perangkat lunak hasil karya anak bangsa Indonesia.
Ia bernama Zainuddin Nafarin, lahir di kota Amuntai Kalimantan Selatan pada September 1990. Nafarin adalah seorang pemuda yang sudah lama memiliki ketertarikan di bidang teknologi.
Menariknya, Nafarin mengembangkan Smadav pada usia yang masih dibilang sangat belia. Ia masih berstatus sebagai salah satu murid di SMAN 2 Pahandut Palangka Raya, Kalimantan Tengah saat ia mulai mengembangkan antivirus Smadav.
Awal mula kisah Nafarin dalam mengembangkan antivirus Smadav dimulai pada saat dirinya mengetahui tentang sebuah program yang ada di laboratorium komputer di sekolahnya.
Program tersebut adalah program visual basic, program yang digunakan untuk tujuan pengembangan software tersebut ada di salah satu komputer laboratorium dan secara tidak sengaja menarik perhatiannya.
Setelah bertanya pada guru dan rekan yang lebih tahu mengenai program tersebut, nyatanya Nafarain semakin tertarik mendalami program tersebut.
Di kalangan teman-temannya, Zainuddin Nafarin dikenal sebagai salah satu orang yang sangat mengerti tentang dunia komputer.
Namun ia merasa kesulitan saat diminta teman-temannya untuk datang ke rumah dan membersihkan virus yang ada pada komputer teman-temannya tersebut.
Munculah sebuah ide untuk mengembangkan software antivirus, dan berharap itu akan mempermudah teman-temannya membersihkan virus secara mandiri.
Zanuddin Nafarin lalu mempelajari tentang pembuatan software antivirus serta virus-virus lokal yang sering menyerang komputer. Hasilnya pada tahun 2006 ia berhasil membuat versi awal dari software Smadav.
Setelah melalui rangkaian ujicoba, software buatannya tersebut mampu bekerja dengan cukup baik, sejak itu ia terus mengembangkan Smadav hingga dirinya menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM).
Saat ini Smadav yang telah memasuki versi ref 9.5 dikembangkan dan berpusat di Yogyakarta, meskipun masih mempertahankan fitur gratis dan membuka kesempatan donasi, pengembangan aplikasi Smadav tidak pernah berhenti.
Nafarin dan beberapa relawan ahli di bidang IT hingga kini terus mengembangkan antivirus Smadav.
Zainuddin Nafarin berharap bahwa ke depan Smadav bisa berkembang menuju level yang lebih tinggi hingga menjadi antivirus kebanggaan Indonesia suatu saat nanti.***